Minggu, 22 November 2015

Titik Akhir Konflik Antara Korea Utara dengan Korea Selatan



Titik Akhir Konflik Antara Korea Utara dengan Korea Selatan

Tanggal 22 Agustus 2015 lalu, akhirnya Korea Utara dengan Korea Selatan melakukan perundingan antar kedua negara dan ini dilakukan di desa Panmunjom di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan antara kedua negara tersebut. Perundingan dilakukan dalam dua hari untuk membahas tentang penyelesaian konflik yang selama ini terjadi antara kedua negara tersebut. Dalam perundingan ini didapat sebuah kesepakatan, dimana pada tanggal 25 Agustus 2015 Korea Utara telah menyatakan penyesalannya karena telah melukai tentara Korea Selatan. Sedangkan Korea Selatan juga menyatakan bahwa negaranya akan menghentikan tentang berita propaganda anti Pyongyang, yaitu pusat ekonomi dan merupakan ibukota Korea Utara.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa kedua negara ini telah lama berkonflik sejak terjadinya Perang Dingin. Konflik yang terjadi diawali dengan kejadian dimana Korea Utara yang komunis menyerang Korea Selatan pada 25 Juni 1950. Sejak saat itu, kedua negara ini seakan tidak pernah memiliki hubungan yang baik. Kedua negara terus melakukan genjatan senjata, sehingga diperlukan keamanan yang ketat di setiap perbatasan kedua negara tersebut.
Hubungan kedua negara tersebut kembali memanas pada tahun 2010, dimana pada saat itu kapal perang Korea Selatan dan menewaskan beberapa awak kapalnya. Korea Selatan menuduh bahwa tenggelamnya kapal perang tersebut dilakukan oleh Korea Utara. Namun, Korea Utara menyangkalnya dan tidak mau bertanggungjawab atas kejadian tersebut. selain itu, sebelum melakukan perundingan, hubungan kedua negara ini juga sempat memanas karena Korea Utara meledakkan ranjau darat sehingga melukai tentara Korea Selatan.
Jika dipandang dari sisi realisme, apa yang terjadi antara Korea Utara dengan Korea Selatan merupakan bentuk dari cara kedua negara tersebut melakukan penyelesaian dari permasalahan diantara mereka. Kedua negara pasti memiliki kepentingannya masing-masing, sehingga untuk menyatukan kepentingan tersebut, kedua negara memilih dengan cara melakukan peperangan. Setelah terjadinya peperangan tersebut, maka kedamaian antara Korea Utara dengan Korea Selatan pun dapat terjadi seperti saat ini.
Bagi pemikir realisme, suatu konflik atau bahkan peperangan pasti akan terjadi antara kedua negara atau lebih negara dan hal itu tidak akan dapat dihindari dalam hubungan internasional. Walaupun yang terjadi antara Korea Utara dengan Korea Selatan masih dalam hal perundingan, namun ini merupakan bentuk dari titik awal kedua negara untuk melakukan perdamaian. Kedua negara telah sepakat untuk menghentikan ketegangan yang terjadi, dan memiliki niat untuk melakukan suatu reuni antara kedua negara yang telah lama berpisah akibat konflik tersebut dan berniat untuk melakukan perundingan kembali agar dapat menyelesaikan permasalahan antara kedua negara serta memperbaiki atau bahkan meningkatkan hubungan kedua negara sehingga terjalinlah kerjasama diantaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar